Bagaimana cara melawan rasa malas dengan prinsip kaizen agar bisa lebih produktif lagi
Pernah ngga kamu merasa banyak sekali rencana yang ingin dicapai. seperti, ingin olahraga, mempelajari hal-hal baru, berkunjung ke tempat liburan, atau ingin memulai sebuah bisnis. tapi ujung-ujungnya cuma rencana aja tanpa ada aksi sama sekali. kamu sendiri tahu apa yang harus kamu lakukan tapi tubuh dan pikiran seperti menolak untuk bergerak. dalam hati kamu sendiri mengatakan bahwa "nanti aja ah, masih bisa ditunda" atau "besok aja" setelah esoknya tetap aja ngga di kerjakan. tapi tenang aja kita semua pernah mengalami hal seperti ini. rasa malas merupakan musuh abadi yang menganggu produktivitas seseorang.
Rasa malas akan selalu ada tapi bukan berarti tidak bisa mengatasinya. bisa jadi kita butuh cara yang lebih tepat dan sesuai dengan diri kita sendiri. ada salah satu cara untuk melawan rasa malas yang sering dilakukan oleh orang-orang jepang. yaitu cara melawan rasa malas dengan prinsip Kaizen, merupakan sebuah cara langkah-langlah kecil yang dilakukan dengan terus-menerus. baik, sebelum mengenal apa itu prinsip kaizen saya akan bahas dulu akar dari rasa malas itu sendiri.
Akar dari rasa malas
Sebelum kita melawan rasa malas itu sendiri kita perlu tahu dulu kenapa rasa malas itu bisa muncul. Ada sebuah pendapat dari seorang psikolog bernama Dr. Devon price dia mengatakan bahwa "rasa malas sering kali bukan tanda kemalasan sejati tapi bentuk resistensi diri terhadap stres, rasa takut, atau juga kelelahan mental". artinya kamu tidak sepenuhnya malas, tapi karena otakmu sedang menolak tekanan yang terasa berlebihan.
Contohnya, kamu ingin bisa menguasai bahasa inggris dan mulai mempelajarinya. tapi setelah melihat buku kamus bahasa inggris yang begitu tebal dan besar otakmu langsung memicu rasa enggan sebagai bentuk mekanisme perlindungan. akibatnya kamu memilih untuk menunda.
Untuk bisa mengatasinya, bukan memaksakan diri dengan rasa bersalah tapi mengenali batasan diri bahwa saya belum bisa dan memulai dari langkah-langkah kecil secara konsisten. seperti inilah prinsip kaizen itu bekerja, prinsip ini mengajarkan bahwa perubahan atau target besar bisa di mulai dari tindakan-tindakan kecil yang tidak membuat diri kita terbebani. sekarang saya bahas,
Apa itu prinsip kaizen?
Kata kaizen berasal dari 2 kata bahasa jepang, yaitu kai artinya perubahan dan zen artinya baik. secara harfiah berarti "perubahan menuju kebaikan". prinsip ini pertama kali populer di jepang setelah perang dunia II ketika sebuah perusahaan toyota menggunakan pendekatan kaizen untuk memperbaiki kualitas produksi sedikit demi sedikit, setiap hari, hingga menjadi sebuah industri raksasa hingga saat ini.
Tapi prinsip ini tidak hanya digunakan untuk dunia bisnis saja bisa juga di kerjakan dalam kehidupan sehari-hari. kaizen sendiri merupakan peningkatan kecil secara konsisten setiap hari tanpa berhenti. Misalnya:
- Kalau kamu malas olahraga mulailah dengan waktu 2 menit
- kalau mau rajin baca buku, mulailah dengan membaca 1 halaman dalam waktu 1 hari
- kalau mau fokus berinvestasi mulailah dengan uang 5000
Apakah prinsip kaizen efektif untuk melawan rasa malas
Ada sebuah penelitian dari University of Michigan tahun 2020 menunjukkan bahwa otak manusia lebih mudah menerima perubahan kecil dan bertahap dari pada perubahan besar tapi tidak konsisten. perubahan besar juga sering memicu stres dan rasa takut akan kegagalan. sedangkan, perubahan kecil terasa lebih aman dan mudah dilakukan. prinsip kaizen membuat otak menjadi berdaya karena langkah-kangkah yang dilakukan tidak begitu besar, otak tidak merasa terancam sehingga kita bisa mudah tergerak tanpa merasa terbebani.
Contohnya, bayangkan saja kamu ingin memulai olahraga tiap pagi. jika langsung menargetkan 5 km di hari pertama kemungkinan besar kamu akan menyerah dan tidak sanggup. tapi kalau menargetkan hanya 5 menit kamu pasti bisa melakukannya dan tidak merasa keberatan. setelah terbiasa dan merasa 5 menit sangat singat kamu juga bisa menambahkan menjadi 10 menit setelah itu 15 menit dan seterusnya hingga menjadi sebuah kebiasaan. prinsip kaizen membuat produktivitas menjadi ringan karena berfokus ke proses bukan hasil.
Hubungan kesempurnaan dengan prinsip kaizen
- "Bagaimana caranya sempurna?" menjadi
- "bagaimana caranya agar aku bisa sedikit demi sedikit lebih baik dari hari kemarin?"
Bisa ngga dengan hal lain
- membaca buku selama 2 menit
- membereskan tempat tidur
- olahraga pagi selama 2 menit
Berhenti untuk mengandalkan motivasi
Konsisten lebih baik dari pada terburu-buru
banyak orang yang terjebak ketika ingin memulai kebiasaan baru, mereka begitu bersemangat diawal-awal tapi setelah menghadapi sedikit kesulitan mereka berhenti. karena mereka terlalu menginginkan hasil yang mudah dan cepat. padahal perubahan itu membutuhkan konsistensi. prinsip ini mengingatkan kita untuk lebih maju lambat tapi konsisten dibandingkan cepat tapi berhenti di tengah jalan.
Ibaratkan sebuah pohon bambu, ditahun pertama ia hanya tumbuh ke bawah tanah, untuk memperkuat akar. tapi setelah begitu siap dalam waktu singkat ia tumbuh puluhan meter. begitu pula dengan diri kita, di saat mulai memang ngga kelihatan hasilnya tapi kalau kita tekun konsisten hasilnya pun akan mengikuti.
Melawan rasa malas bukan soal menjadi manusia yang super produktif. tapi bagaimana kamu bisa menjadi manusia yang konsisten meskipun pas di awal begitu kecil sekali apa yang kamu dilakukan. prinsip ini juga mengajarkan bahwa seribu mil selalu dimulai dari satu langkah kecil. perubahan besar tidak terjadi dalam waktu satu malam tapi dari keberanian untuk mengambil untuk menjadi pribadi yang konsisten setiap harinya.
Posting Komentar untuk "Bagaimana cara melawan rasa malas dengan prinsip kaizen agar bisa lebih produktif lagi"
Posting Komentar